caleg bekasi - Anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) ialah satu jabatan yang di idam-idamkan oleh beberapa orang politik negeri ini. Suatu sebagai suatu, seandainya kata vokalis Syahrini. Pasti bukan beberapa orang asal-asalan yang dapat duduk manis nikmati jabatan ini. Beberapa orang sebagai pilihan rakyat, yang entahlah memahami dengan gawat dalam pilih wakil rakyat itu ataukah tidak, yang dapat mempunyai titel menjadi Bapak serta Ibu Anggota Dewan. Untuk mencapainya (jadi Anggota DPR), dibutuhkan banyak modal. Dari mulai modal intelektual, modal menjadi orang politik andal, uang (mungkin yang sangat terpenting), serta tentu saja modal keberuntungan. Jadi, tidaklah heran bila cuma beberapa orang pilihanlah yang bisa mencapainya.
Banyak kejadian yang mengikuti “DPR” tersebut. Dari mulai waktu penentuan, sampai dengan sah dinobatkan jadi anggota sah DPR. Di beberapa daerah di tanah air, terjadi beberapa hal yang terkadang menggelitik bahkan juga memilukan. Kegagalan jadi anggota Dewan menyebabkan seorang dapat jadi hilang ingatan, karena kehilangan modal yang banyak. Bahkan juga bisa jadi mereka (yang alami kegagalan dalam penentuan anggota DPR) membunuh dengan tangan sendiri nyawa yang dianugerahkan oleh Tuhan padanya, suatu yang begitu tidak diinginkan tentu saja oleh beberapa calon Anggota Dewan. Salah satunya kejadian kembali, yang tentu saja jadi keinginan semua calon, ialah kesuksesan memenangi penentuan, serta pada akhirnya dengan sah dinobtakan jadi Anggota DPR. Seperti kata khalayak ramai, “kalah serta menang itu perihal biasa, jika rezeki akan tidak kemana,” semestinya kegagalan tidak dibarengi dengan beberapa hal yang ekstrim (hilang ingatan, bunuh diri), serta sebaiknya dengan sikap yang tentu saja lebih arif.
Saat ini, penduduk seringkali mengidentikkan anggota DPR dengan konotasi yang negatif. Hal itu nampaknya cukuplah beralasan. Korupsi jadi suatu yang dapat dimisalkan jadi nama belakang dari anggota Dewan. Perihal ini mungkin karena sebab terdapatnya cukuplah banyak anggota Dewan yang dapat dibuktikan jadi terduga dalam beberapa kasus korupsi di tanah air. Proyek-proyek besar yang digerakkan pemerintah jadi ladang uang yang cukuplah menjanjikan untuk memperoleh keuntungan lewat korupsi, sebab peluang belumlah pasti akan tiba 2x. Meskipun pada masa-masa mereka kampanye, salah satunya jargon yang tidak henti-hentinya mereka katakan ialah menampik korupsi, satu pembohongan publik yang makin meningkatkan jelek citra anggota Dewan di mata penduduk.
Penduduk tentu saja menginginkan wakil-wakil yang menempati jabatan menjadi Anggota Dewan ialah mereka yang betul-betul ingin berusaha untuk kesejahteraan rakyat. Petinggi yang bisa mengayomi serta memahami apakah yang sekarang ini sebetulnya diperlukan oleh rakyat. Memang perihal ini bukan perihal yang gampang, segampang mengubah telapak tangan. Namun, kedepan kita mesti masih optimistis memandang hari esok Indonesia yang gilang-gemilang. Penduduk betul-betul menginginkan Anggota DPR yang betul-betul Dewan Perwakilan Rakyat, tidak cuma Sekedar duduk Saat Rapat.
Penduduk sebagai aktor penting dalam pilih Anggota Dewan, tentu saja mempunyai banyak persyaratan yang diharapkan untuk dipunyai oleh beberapa Anggota Dewan. Perihal yang begitu lumrah, karena mereka begitu merindukan figur wakil (pemimpin) rakyat yang sebetulnya (perfect). Saya akan coba ajukan kriteria-kriteria yang alangkah sebaiknya dipunyai oleh anggota Dewan, menurut vs saya sendiri.
Pertama, mungkin saya akan ajukan kejujuran menjadi prasyarat penting yang perlu dipunyai oleh calon Anggota Dewan. Kalau Komisi Penentuan Umum, menjadi tubuh yang berkuasa mengadakan penentuan, mempunyai satu alat yang bisa mengukur tingkat kejujuran yang dipunyai oleh beberapa calon, perihal ini akan begitu menolong dalam memastikan calon yang betul-betul jujur. Sayangnya, alat itu belumlah ada yang memproduksinya. Sampai sekarang kejujuran masih tetap jadi barang yang exclussive di negeri ini.
Prasyarat setelah itu atau yang ke-2, ialah amanah atau bisa dipercya. Keyakinan yang dikasihkan oleh rakyat semestinya dipakai oleh beberapa Anggota Dewan dengan seharusnya. Memang suatu yang mungkin susah untuk masih mengawasi amanah dari rakyat. Namun, menjadi beberapa orang dipilih, penduduk begitu menginginkan hal itu dipunyai oleh semua anggota Dewan tiada kecuali.
Yang ke-3, saya ajukan prasyarat kecerdasan menjadi prasyarat yang cukuplah penting buat calon Anggota Dewan. Bangsa ini menanti lahirnya pemimpin-pemimpin jenius yang bisa membawa negeri ini mengarah yang lebih baik. Pemimpin yang bisa memakai kecerdasan intelektualnya tidak cuma untuk mengenyangkan perutnya sendiri, tapi ikut pikirkan nasib rakyat yang serba kekurangan. Mudah-mudahan di masa yang akan datang Indonesia mempunyai pemimpin-pemimpin semacam itu. Do’a yang tidak henti-hentinya dipanjatkan oleh bangsa ini semenjak dulu.
Ke empat, Anggota Dewan yang rajin membangun sholat (buat yang muslim) lebih baik. Di Al-Qur’an ada satu ayat yang mengatakan jika sholat bisa menahan pada tindakan yang keji serta munkar (Q.S. Al-Ankabuut : 45). Pasti diinginkan dengan rajin membangun sholat, anggota Dewan itu akan terlepas dari karakter keji serta akan menjauhi perihal yang bukan-bukan.
Ke lima, anti pada korupsi. Semestinya tidak cuma menjadi satu jargon saja, tapi hal itu betul-betul digerakkan oleh beberapa Anggota Dewan. Kita ketahui, mungkin di hampir tiap-tiap lembaga pemerintahan, korupsi jadi perihal yang telah wajar untuk dikerjakan. Proyek-proyek dari mulai yang super makro sampai yang kecil-kecilan, jadi ladang untuk memperoleh uang yang begitu strategis. Saya fikir DPR menjadi lembaga sebagai perwakilan dari rakyat, bisa jadi pionir dalam mengatakan serta menjalankan sikap antikorupsi. Bila hal itu betul-betul bisa diwujudkan, dana biaya bisa dipakai semaksimal mungkin untuk kesejahteraan rakyat.
(Yang Ke enam) Anggota Dewan saya pikir sebaiknya tahan pada bujukan alam, terpenting wanita. Kita ketahui kekurangan beberapa pria (bisa saja Anggota Dewan) ialah harta, tahta, dan wanita (trio TA). Jika seseorang Anggota Dewan sudah tergoda oleh seseorang wanita, percayalah pekerjaannya akan tidak terurus. Bahkan juga, rumah tangganya bisa saja hancur.
Prasyarat Ke-7 yang saya kemukakan adalah hati nurani yang betul-betul dipunyai oleh anggota Dewan. Anggota Dewan yang memilikinya, saya pikir akan tetap pikirkan kondisi rakyat yang serba kekurangan. Dengan begitu, ia akan berupaya sekuat tenaga untuk membuat suatu jalan keluar bagaimana triknya bisa menangani permasalahan yang ditemui rakyat serta akan memajukannya (rakyat).
Satu kata yang perlu tertanam pada anggota Dewan ialah perjuangan (Ke-8). Ada satu semboyan yang berbunyi “Hidup ialah Perjuangan”. Dengan menancapkan semboyan itu dalam hati sanubari, saya pikir Anggota Dewan akan betul-betul berusaha bukan sekedar untuk dianya, tapi betul-betul serta benar-benar berusaha untuk rakyat. Suatu yang mungkin susah didapatkan di jaman semacam ini.
Ke-9, tidak tidur saat rapat Anggota Dewan. Buat apakah rakyat mesti menggaji beberapa orang yang kerjaanya cuma tidur-tiduran? Semestinya Anggota Dewan yang berperilaku demikian malu, serta menginstrokpeksi diri. Mereka digaji bukan untuk perihal yang tidak berguna, tapi mereka mesti betul-betul memakai keyakinan yang sudah dikasihkan oleh rakyat untuk memajukan Indonesia mengarah yang lebih baik kembali.
Ke-10, saya pikir Anggota Dewan sebaiknya pas dalam memakai dana biaya pemerintah. Sampai kini, mungkin dana biaya cuma dipakai untuk bikin project Undang-undang yang kurang jelas faedahnya (malah tidak ditaati oleh pembuatnya sendiri) dan untuk proyek-proyek besar yang begitu strategis untuk jadikan menjadi ladang korupsi. Lebih baik dana itu dialokasikan untuk tingkatkan kesejahteraan rakyat di beberapa biadang seperti pendidikan, kesehatan, transportasi, serta ada banyak kembali.
Bukan sekedar mengobral janji (Kesebelas). Buat apakah omong kosong untuk rakyat? Menjadi beberapa orang yang betul-betul berjiwa ksatria, saya pikir hal tersebut semestinya tidak dipunyai oleh beberapa Anggota Dewan. Rakyat perlu bukti, bukan janji (teks line yang seringkali dipakai oleh beberapa calon Anggota Dewan saat kampanye).
Yang paling akhir (Keduabelas), saya pikir Anggota Dewan sebaiknya mengayomi rakyat. Rakyat betul-betul memerlukan figur pemimpin dambaan yang mempunyai hal tersebut. Pemimpin yang memprioritaskan rakyat daripada kebutuhannya sendiri.
Mungkin kriteria yang saya kemukakan sangat simpel serta tidak berurutan. Namun, saya meyakini jika Anggota Dewan mempunyai kriteria yang saya kemukakan, Indonesia akan kembali berjaya serta kembali tunjukkan kelasnya menjadi Macan Asia. Mudah-mudahan!!! Merdeka…Merdeka…Merdeka…!!!